SISTEM PENILAIAN SNMPTN
Sistem Penilaian SNMPTN tahun-tahun sebelum 2009 menggunakan SISTEM NILAI MENTAH yaitu mengakumulasikan jumlah nilai dari mata pelajaran yang diujikan secara total. Sedangkan sistem penilaian SNMPTN tahun 2010 memberlakukan SISTEM PERSENTIL yaitu penlaian per mata pelajaran yang diujikan secara terpisah. Dengan system persentil peserta SNMPTN harus mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan karena semua hasil tes akan diperiksa dan dinilai secara terpisah. Penggunaan system penilaian tersebut mempunyai dampak yang berbeda dalam menentukan siapa yang akan lolos SNMPTN.
Sebelum tahun 2009, pada saat menggunakan system NILAI MENTAH banyak peserta yang lolos atau diterima oleh satu program studi/jurusan di PTN dengan hanya mengandalkan satu mata pelajaran yang dianggap paling dikuasainya. Sedangkan mata pelajaran lain tidak dijawab satupun dalam lembar jawaban (kosong). Oleh sebab itu banyak peserta/siswa dari Jurusan IPA lolos (diterima) di Akuntansi UI atau Fikom Unpad, karena mereka mengandalkan kemampuan di matematika, sementara pelajaran Ekonominya jelek bahkan mungkin tidak diisi/dikosongkan untuk menghindari nilai minus.
Sejak tahun 2009 SNMPTN telah menggunakan penilaian dengan sistem persentil. Sistem penilaian presentil menghendaki peserta mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan. Tindakan pengosongan jawaban satu atau dua mata pelajaran saja maka akan dinyatakan sebagai NILAI MATI dan dapat dipastikan peserta tidak akan lolos seleksi . Dapat difahami tujuan dari pemberlakukan sistem persentil adalah untuk menjaring para peserta SNMPTN yang memiliki kemampuan lebih komprehensif artinya tidak hanya mengandalkan satu atau dua mata pelajaran yang di ujikan. Dari penilaian secara terpisah tersebut nantinya akan diberikan rangking dan peserta yang rangking rata-ratanya bagus di semua mata pelajaran yang diujikan berpeluang besar untuk lolos. Pokoknya, jangan sekali-kali mengosongkan jawaban satu matapelajaranpun, jawablah minimal satu pertanyaan tapi benar.
TES BIDANG STUDI PREDIKTIF (TBSP)
Perlu dipahami pula bahwa setiap bidang studi (mata pelajaran) Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) di nilai berdasarkan aturan, sebagai berikut :
- Apabila jawaban betul dikalikan 4 (empat)
- Apabila jawaban salah dikali -1. (minus satu),
- Apabila tidak dijawab dikalikan 0 (nol).
Dengan aturan tersebut maka jangan menjawab asal-asalan atau menjawab tapi tidak yakin bahwa jawabannya benar. Carilah pertanyaan lain yang dapat dijawab dengan benar (lebih baik satu jawaban benar dari pada banyak menjawab tapi salah). Berikut ilustrasi jawaban dari dua orang peserta :
Soal No. | Peserta A | Peserta B | ||
Jawaban | Skor | Jawaban | Skor | |
1 | Benar | 4 | Benar | 4 |
2 | Benar | 4 | Kosong | 0 |
3 | Salah | -1 | Kosong | 0 |
4 | Salah | -1 | Kosong | 0 |
5 | Salah | -1 | Kosong | 0 |
6 | Salah | -1 | Kosong | 0 |
7 | Salah | -1 | Kosong | 0 |
Jumlah | 3 | 4 |
Kontribusi atau bobot TBSP terhadap total skore adalah 70% (0,7), Apabila jumlah yang diujikan 7 matapelajaran maka masing-masing matapelajaran mempunyai bobot 70% : 7 = 10 % (0,1). Sedangkan sisanya yang 30 % untuk bobot Tes Potensi Akademik (TPA)
Setelah skor didapat, maka dilakukan pembobotan hasil TBSP masing-masing matapelajaran dikali 0,1 (total 70%, karena ada 7 bidang studi). Inilah yang disebut sebagai nilai mentah (raw score). Dari skor ini peserta mendapatkan rangking per bidang studi di program studi yang dipilihnya.
Berikut ilustrasi sederhana perbedaan sistem penilaian persentil dengan sistem nilai mentah :
Contoh Perhitungan dengan Sistem NILAI MENTAH
Misal ada 3 siswa Cecep, Entis, dan Aep dengan nilai sbb:
Nama | Pelajaran 1 | Rank | Pelajaran 2 | Rank | Pelajaran 3 | Rank | Total |
Cecep | 100 | 1 | 10 | 3 | 10 | 3 | 120 |
Entis | 30 | 2 | 30 | 2 | 30 | 2 | 90 |
Aep | 10 | 3 | 50 | 1 | 50 | 1 | 110 |
Menurut cara lama (NILAI MENTAH) urutan kelulusan didasarkan skor total, dalam hal ini
1. Cecep (120)
2. Aep (110)
3 .Entis (90)
Jika jumlah kapasitas yang dapat diterima 2 orang, maka yang akan lulus adalah Cecep dan Aep
Menurut perhitungan sistem persentil, setiap pelajaran siswa akan diranking. dan diberi NILAI BOBOT dengan rumus sebagai berikut : 100 kali (1–(rangking/jumlah perserta)
Nama | rank pel 1 | nilai pel 1 | rank pel 2 | nilai pel 2 | rank pel 3 | nilai pel 3 | Total Skor |
Cecep | 1 | 100 x (1- 1/3)= 67 | 3 | 100 x (1- 3/3)= 0 | 3 | 100 x (1- 3/3)= 0 | 67 |
Aep | 2 | 100 x (1- 2/3)= 33 | 2 | 100 x (1- 2/3)= 33 | 2 | 100 x (1- 2/3)= 33 | 99 |
Entis | 3 | 100 x (1- 3/3)= 0 | 1 | 100 x (1- 1/3)= 67 | 1 | 100 x (1- 1/3)= 67 | 134 |
Dengan sistem persentil ternyata urutan terbaik adalah
1. Entis (134)
2. Aep (99)
3. Cecep (67)
Jika jumlah kapasitas yang dapat diterima 2 orang, maka yang akan lulus adalah Entis dan Aep.
Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peserta tidak boleh meremehkan satu mata pelajaranpun, Berdasarkan penilaian secara terpisah itu, hasil tes akan diberikan rangking. Peserta dengan rangking rata-ratanya tinggi di semua mata pelajaran yang diujikan akan berpeluang besar lolos SNMPTN.
Tentu saja tujuan Panitia memberlakukan sistem persentil itu adalah untuk menjaring para peserta SNMPTN yang memiliki kemampuan lebih komprehensif. Alasannya, banyak kasus yang telah terjadi sebelumnya, di mana peserta yang lolos dan diterima di sebuah jurusan/program studi di PTN ternyata tidak memiliki kemampuan yang mahir sesuai jurusan yang dipilihnya.
Ternyata penilaian SNMPTN itu benar-benar detail ya, semoga ini bisa membantu sobat untuk memperhitungkan kembali target soal yang akan dikerjakan dalam SNMPTN.
GANBATTE (^_^)/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar